Permainan tenis bisa dikatakan sebagai permainan yang menuntut otak kita untuk berpikir dalam suatu dimensi ruang dan juga waktu. Kenapa saya katakan begini, karena permainan tenis dibatasi oleh suatu garis-garis dan bidang dimana kita bisa dan tidak bisa menempatkan bola, sedangkan waktu tempuh bola dari satu sisi lapangan menuju sisi lapangan lain turut andil dalam suatu kerangka pola permainan. Yang akan saya bahas saat ini adalah mengenai posisi serta geometri dalam permainan tenis yang umum.
Ada beberapa “rule of thumb” dalam permainan tenis yang patut kita ketahui. Berikut akan kita coba membahas satu per satu apa saja.
1. Pukulan Menyilang (Cross Court) lebih baik daripada Lurus (Down the Line)
Ini adalah prinsip dasar dalam geometri permainan tenis. Adapun alasannya adalah pukulan cross court akan melewati bagian net yang paling rendah dan jarak diagonal yang lebih panjang sekitar 7 feet/ 2 meter daripada pukulan down the line sehingga memperkecil resiko kita untuk melakukan kesalahan.
Ini bukan berarti bahwa pukulan down the line tidak baik dilakukan. Boleh dilakukan, namun pada waktu yang tepat karena bola akan melintas pada bagian net yang paling tinggi dengan jarak tempuh yang lebih pendek. Oleh karena itu kita sering sekali melihat pola pemain tenis pro bertukar pukulan menyilang hingga mendapatkan kesempatan bola pendek di dalam garis permainan dan dihabiskan dengan pukulan down the line.
2. Posisikan diri kita selalu di Tengah
Seperti orang bijak pernah bilang “Posisi menentukan prestasi” begitu pula halnya dalam permainan tenis. Untuk mendapatkan peluang yang paling besar dalam mengembalikan bola lawan adalah dengan memposisikan diri kita di tengah dari posisi sudut pengembalian lawan. Untuk lebih jelasnya simak gambar berikut:
Pada gambar tersebut umpamakan kita berada pada posisi bawah dengan lambang bulat dan lawan di atas dengan lambang silang. Jika kita berada di posisi tengah (posisi 1) dan kita memukul lurus ke depan (posisi A), maka posisi yang baik untuk menerima adalah juga di tengah. Bila kita memukul ke arah kiri (posisi B) lawan, maka posisikan diri kita berlawanan dengan gerak lawan yaitu ke kanan(posisi 2) sehingga kita tetap di tengah sudut pengembalian lawan, begitu pun sebaliknya jika memukul ke posisi C maka posisikan diri kita di posisi 3. Jadi jika mungkin anda selama ini beranggapan bahwa pada setiap pukulan anda harus selalu kembali ke tengah garis baseline, maka itu keliru. Yang benar adalah dengan tetap berada di tengah posisi sudut pengembalian bola lawan, maka memperbesar kemungkinan kita untuk dapat mengembalikan bola.
3. Semakin dekat ke net akan memperbesar sudut pukulan
Cara yang paling baik untuk bermain agresif adalah menyerang dari dalam garis baseline. Semakin dekat anda dengan net maka pilihan sudut anda untuk menyerang lawan akan semakin terbuka lebar. Cobalah di lapangan tenis anda melihat lapangan lawan dari sudut pandang mata dari baseline kemudian maju hingga ke net, maka akan semakin jelas garis-garis lapangan lawan.
Inilah salah satu senjata yang digunakan Andre Agassi dimana dia dapat memukul bola secara agresif dari dalam garis baseline sehingga dia memiliki banyak pilihan sudut-sudut untuk mendesak lawan. Hanya saja Agassi terlatih memiliki refleks dan mata yang luar biasa sehingga bola setelah memantul langsung dipukul tanpa menunggu bola turun atau istilahnya “on the rise”.
Kira-kira itulah secara garis besar geometri lapangan yang setidaknya perlu kita ketahui. Semoga saja dapat menambah dimensi kita dalam memainkan olahraga yang kita cintai ini